Trust and Diplomacy in the China-Indonesia Relationship:  Insights from Guangjiang Bao, Ph.D.

Trust and Diplomacy in the China-Indonesia Relationship: Insights from Guangjiang Bao, Ph.D.

The Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences Universitas Indonesia (DHI UI), held its Monthly Discussion on May 7, 2025, under the theme “Trust and the China-Indonesia Relationship: An Analytical Framework.” The event featured Guangjiang Bao, Ph.D. Associate Professor and Director of the Center for Indonesian Studies at Xiamen University, China, as the main speaker.

In his presentation, Dr. Bao emphasized the centrality of trust in shaping international relations, particularly in the complex dynamics between China and Indonesia. According to him, trust is a fundamental yet often overlooked element: “Trust is a necessity—unnoticed but leaves us vulnerable when gone,” he remarked. He elaborated that trust and distrust are not mutually exclusive; instead, they coexist and interact in diplomatic contexts.

Dr. Bao argued that in macro-level interactions—such as economic cooperation—Indonesia and China demonstrate mutual trust. However, at the micro-level, distrust persists, particularly due to Indonesia’s strengthening of its security ties with the United States. He explained that trust can function as both a dependent and independent variable in international relations analysis and that it cannot simply be replaced by institutions or shared threats. Rather, identity, threat perception, empathy, values, and authenticity all contribute to the process of trust-building.

The speaker also offered a structured approach to diplomatic engagement, beginning with distrust reduction, followed by trust building, and culminating in genuine diplomacy. These steps, he noted, are vital for navigating the complexities of contemporary international relations.

The discussion attracted a number of engaged participants from the academic community who raised critical questions on bilateral trust issues and its implications for Indonesia’s foreign policy. The Department of International Relations hopes this session contributes to broader discourse on trust as a key element in international cooperation and diplomacy.

Follow @internationalrelationsui on Instagram for more upcoming events

Peluncuran Program Doktor Hubungan Internasional FISIP UI: Menjawab Tantangan Global, Regional, dan Akademik

Peluncuran Program Doktor Hubungan Internasional FISIP UI: Menjawab Tantangan Global, Regional, dan Akademik

Depok, 30 April 2025 – Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (DHI FISIP UI), telah resmi meluncurkan Program Studi Doktoral Hubungan Internasional (HI) melalui seminar akademik bertajuk “Keberlanjutan Strategi Hedging Asia Tenggara dalam Menghadapi Proteksionisme dan Memperkuat Ekonomi Hijau”, yang diselenggarakan di Auditorium Mochtar Riady, Kampus UI Depok.

Acara ini dihadiri oleh kalangan akademisi, mahasiswa, diplomat, peneliti, dan praktisi hubungan internasional baik dari dalam maupun luar kampus UI. Seminar ini menjadi langkah strategis DHI FISIP UI dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan studi Hubungan Internasional yang kritis, reflektif, dan kontekstual terhadap tantangan global.

Acara dibuka dengan sambutan dan keynote speech dari Prof. Dr. Ani W. Soetjipto, M.A., yang menekankan pentingnya dekolonisasi dalam studi hubungan internasional serta peran Asia dan Afrika dalam memperjuangkan hak asasi manusia global. Prof. Ani mengingatkan bahwa Indonesia perlu membongkar logika pembangunan yang monolitik demi memberi ruang bagi kelompok marginal.

Diskusi utama seminar menghadirkan para pakar dari dalam dan luar negeri:

  • Kuik Cheng-Chwee (National University of Malaysia) menjelaskan bahwa hedging merupakan strategi aktif berbasis diversifikasi dan adaptasi, sangat relevan dalam menghadapi dinamika kekuatan besar dunia.
  • Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D. menambahkan bahwa Indonesia perlu beranjak dari strategi bertahan ke arah visionary hedging—yakni kebijakan luar negeri yang proaktif, tidak hanya merespons krisis, tetapi mampu mengantisipasi perubahan jangka panjang.
  • Evi Fitriani, Ph.D. menekankan bahwa sentralitas ASEAN sangat bergantung pada kesatuannya. Ia juga menyatakan bahwa diplomasi bilateral Indonesia sering kali lebih efektif ketimbang menunggu konsensus kawasan.
  • Dr. Alexius Djemadu membahas kecenderungan sistem perdagangan global yang kian deal-based dan tanpa kepemimpinan (G-Zero), sementara Prof. Dr. Fredy B. L. Tobing menggarisbawahi bahwa proteksionisme justru dapat menghambat kemajuan ekonomi hijau, dan kerja sama Selatan-Selatan perlu dihidupkan kembali.

Dalam sesi khusus mengenai pendidikan doktoral, para pembicara merefleksikan realitas akademik dan tantangan dalam menempuh studi tingkat doktoral.

  • Asra Virgianita, Ph.D. berbagi pengalaman studi doktoral di Jepang, termasuk tantangan dalam publikasi akademik dan pentingnya kesiapan mental.
  • Nurul Isnaeni, Ph.D. menyampaikan bahwa kurikulum program doktoral HI FISIP UI dirancang untuk menghasilkan riset akademik yang unggul dan berdampak nyata.
  • Sementara itu, Dr. phil. Yandry Kurniawan menyoroti kelemahan mendasar dalam sistem pendidikan tinggi nasional, khususnya minimnya budaya riset dan penulisan akademik yang kuat.

Dalam kegiatan seminar ini, dihadirkan pula Mahasiswa Program Doktor HI FISIP UI angkatan pertama yang memulai studi mereka pada Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025. Mahasiswa Program Doktor yang bertindak sebagai moderator dan penanggap diskusi setiap sesi, yaitu: Vahd Nabyl Achmad Mulachela, S.IP., M.A., Indra V. A. Krishnamurti, S.Sos., M.AsianSt., dan Kevin Ali Sesarianto, S.Sos., M.Si. Selain itu, beberapa mahasiswa lainnya doktoral juga berkontribusi sebagai penanggap, diantaranya Nida Nidyarti Rubini, S.IP., M.Si., dan Aditya Permana, S.Fil., M.Hum.

Seminar peluncuran Program Doktoral HI FISIP UI ini menjadi tonggak awal dalam membentuk komunitas akademik yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga mampu memberi kontribusi nyata (impactful) bagi Indonesia dan masyarakat dunia dalam menjawab tantangan global, baik di level kawasan maupun internasional.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program doctoral HI FISIP UI ini, kunjungi:

🌐 ir.fisip.ui.ac.id
📸 Instagram: @internationalrelationsui
📍 IR FISIP UI
✉️internationalrelations@ui.ac.id

Navigating Global Shifts: UK Foreign Policy in Contemporary Global Affairs Studium Generale with H.E. Dominic Jermey, British Ambassador to Indonesia and Timor-Leste

Navigating Global Shifts: UK Foreign Policy in Contemporary Global Affairs Studium Generale with H.E. Dominic Jermey, British Ambassador to Indonesia and Timor-Leste

Depok — On April 23, 2025, Graduate Program of International Relations, FISIP Universitas Indonesia, held a studium generale with H.E. Dominic Jermey, British Ambassador to Indonesia and Timor-Leste. The event, titled “UK Foreign Policy in Contemporary Global Affairs,” brought together students and academics to explore how the UK is responding to today’s global challenges.

In his speech, Ambassador Jermey explained how current global issues like economic instability, climate change, and social division are shaping the UK’s foreign policy. He highlighted four major concerns: global economic risks, climate change, rising misinformation and social polarization, and the use of artificial intelligence—both its benefits and potential dangers.

Ambassador Jermey also shared the UK’s six key foreign policy priorities: economic growth, security, international partnerships (especially post-Brexit), migration management, climate action, and inclusive development. The Ambassador emphasized the UK’s commitment to strong partnerships, including with Indonesia, especially in trade, education, climate, and ocean conservation.

Ambassador Jermey praised Indonesia’s growing global role and welcomed President-elect Prabowo Subianto’s recent meeting with the UK Prime Minister as a sign of stronger ties. The UK supports Indonesia’s efforts to join the OECD, grow its blue economy, and improve education and healthcare.

During the Q&A session, the Ambassador discussed how the UK is adapting after Brexit, cooperating with ASEAN more directly, and tackling illegal migration and regional security threats. He also expressed support for a peaceful solution to the conflict in Gaza and emphasized the importance of protecting civilians.

Canadian Foreign Policy Under the Trumpian Shadow: IR UI Monthly Discussion with Prof. Ian Roberge

Canadian Foreign Policy Under the Trumpian Shadow: IR UI Monthly Discussion with Prof. Ian Roberge

Depok, 5 March 2025 — The Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia, welcomed Prof. Ian Roberge, Ph.D., from York University, Toronto, Canada, as the distinguished speaker for its March 2025 edition of the IR UI Monthly Discussion series. The event, titled “Asymmetric Neighbours & International Relations: Canadian Foreign Policy in a Trumpian North America,” took place at the HI UI Meeting Room, Gedung Nusantara 2, FISIP UI Campus.

With a timely relevance theme, Prof. Roberge explored the complex and evolving nature of Canadian foreign policy in light of rising political asymmetries and the populist undercurrents characterizing U.S. politics, especially during and after the Trump era. The session attracted academics and students who engaged in thoughtful dialogue on Canada’s strategic dilemmas.

The session concluded with a vibrant Q&A discussion, drawing comparisons to Indonesia’s own foreign policy challenges in dealing with asymmetric regional and global powers. The event served as a timely reminder of the importance of foreign policy discourse in navigating complex international landscapes, reinforcing IR FISIP UI’s dedication to academic engagement with real-world global issues.

Kunjungan Kerja Departemen Hubungan Internasional FISIP UI ke KBRI London dan University of Leeds

Kunjungan Kerja Departemen Hubungan Internasional FISIP UI ke KBRI London dan University of Leeds

Leeds, Inggris – Pada akhir November 2024, Departemen Hubungan Internasional (DHI) FISIP Universitas Indonesia melakukan kunjungan kerja ke University of Leeds, Inggris. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama internasional dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui program Kelas Khusus Internasional/Double-Degree.

Latar Belakang
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari minat University of Leeds untuk bekerja sama dengan FISIP UI dalam penyelenggaraan program kelas internasional. Sebelumnya, Dekan FISIP UI telah mengunjungi University of Leeds dan menandatangani Perjanjian Kerja Sama yang mencakup berbagai program kolaborasi di tingkat sarjana dan pascasarjana. Kunjungan ini bertujuan untuk membahas lebih lanjut persiapan pembukaan Kelas Khusus Internasional/Double-Degree Program, sebagai bagian dari misi internasionalisasi FISIP UI.

Rangkaian Kegiatan
Kegiatan kunjungan kerja ini dilaksanakan pada 25 November hingga 1 Desember 2024 dengan agenda sebagai berikut:

  • 25 November 2024: Keberangkatan ke London.
  • 27 November 2024: Pertemuan dan diskusi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.
  • 28-29 November 2024: Pertemuan di University of Leeds untuk membahas persiapan pembukaan Kelas Khusus Internasional/Double-Degree Program.
  • 30 November 2024: Penandatanganan Kesepakatan (Letter of Implementation) di University of Leeds.
  • 1 Desember 2024: Kepulangan ke Jakarta.

Delegasi dan Agenda Kerja
Delegasi FISIP UI yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari lima orang, yaitu Asra Virgianita, Ph.D. (Ketua Departemen), Ardhitya Eduard Yeremia, Ph.D. (Sekretaris Departemen),Broto Wardoyo, Ph.D. (Ketua Program Pascasarjana), Shofwan Al Banna Choiruzzad (Manajer Riset dan Publikasi FISIP UI) serta Edy Prasetyono, Ph.D. (Dosen Senior HI UI). Agenda utama kunjungan ini meliputi:

  1. University of Leeds: Pembahasan persiapan pembukaan Kelas Khusus Internasional/Double-Degree Program. Hasil dari pertemuan ini adalah penandatanganan kesepakatan terkait roadmap target pembukaan kelas internasional dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
  2. KBRI London: Diskusi mengenai program internasionalisasi DHI FISIP UI dan identifikasi dukungan yang dapat diberikan oleh KBRI. Selain itu, dilakukan diskusi mengenai kebijakan luar negeri Indonesia pasca pemerintahan Joko Widodo dari perspektif akademisi, yang bertujuan memberikan masukan kepada kedutaan dan pemangku kepentingan terkait.

Hasil dan Pembelajaran
Kunjungan kerja ini menghasilkan beberapa output penting, antara lain:

  • Kesepakatan: Kesepakatan dengan University of Leeds terkait pembukaan Kelas Khusus Internasional/Double-Degree Program.
  • Surat Dukungan dari KBRI London: Dukungan untuk program internasionalisasi DHI FISIP UI.
  • Policy Brief: Masukan kebijakan luar negeri Indonesia untuk KBRI London.

Kegiatan ini menunjukkan komitmen DHI FISIP UI dalam meningkatkan kompetensi dan jejaring internasional mahasiswa, serta memperkuat kerja sama akademik dengan institusi luar negeri. Dengan adanya program Kelas Khusus Internasional/Double-Degree, diharapkan mahasiswa DHI FISIP UI dapat memperoleh pengalaman dan wawasan global yang lebih luas, mendukung upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Memberdayakan Generasi Muda Melalui Kreativitas: Art and SDGs Film Festival Angkat Kesadaran tentang Isu Food Waste

Memberdayakan Generasi Muda Melalui Kreativitas: Art and SDGs Film Festival Angkat Kesadaran tentang Isu Food Waste

Depok, 19 Oktober 2024 – Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, bekerja sama dengan Yonsei University, Ban Ki Moon Foundation, dan SMA Budi Cendekia Islamic School, Depok, sebagai kontributor dalam pembangunan internasional menyadari perlunya edukasi mengenai Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai landasan pembangunan negara-negara di dunia. Dengan arahan Dr. Asra Virgianita didukung oleh tim Dr. Gracia Paramitha dan Ahmad Hidayat, program promosi dan internalisasi kontribusi SDG 12 ini telah berjalan sejak Juli 2024, sampai acara puncak di Oktober ini.

Kontribusi tersebut diterapkan melalui penyelenggaraan Implementation of a Culture and Arts Education Model based on SDGs yang terintegrasi dengan kegiatan  Art and SDGs Film Festival pada Sabtu (19/10) di SMA Budi Cendekia Islamic School. Bentuk kegiatan ini merayakan kekuatan seni dalam mempengaruhi perubahan sosial, sejalan dengan misi Ban Ki Moon Foundation untuk mendorong kewarganegaraan global dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan menjadi platform edukatif yang inovatif yang menggabungkan kreativitas dengan edukasi.

Festival ini menjadi ajang siswa-siswi SMA menyalurkan bakat dan kreativitas mereka untuk perubahan sosial dengan menampilkan serangkaian film pendek karya para siswa, dengan fokus pada salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, yaitu Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan penekanan khusus pada masalah food waste.

Festival ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang semakin pentingnya isu food waste dan dampaknya terhadap lingkungan. Dengan mendorong siswa untuk mengeksplorasi tema ini melalui seni perfilman, acara ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk menjadi lebih kreatif dan beraksi dalam kehidupan berkelanjutan dan praktik konsumsi yang bertanggung jawab.

Acara ini diawali dengan sambutan oleh perwakilan dari Kepala Sekolah SMA Budi Cendekia Islamic School, Bayu Indah Susanti, S.Pd.,  Wakil Dekan Bidang Akademik, Publikasi dan Kemahasiswaan FISIP UI, Nurul Isnaeni, Ph.D., perwakilan Yonsei University – Professor Jung Tae Yong, dan juga Sekretaris Daerah Kota Depok, yang dwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kota Depok Ibu Agung Sugih Arti. Kegiatan dilanjutkan dengan talk show yang menghadirkan  perwakilan siswa, guru dari SMA Budi Cendekia Islamic School, dan Hasta Trida, sineas muda dari In-Docs. Diskusi ini menyoroti kesan dan pesan terkait pembuatan film pendek, serta pelaksanaan implementasi SDGs 12 dalam aktivitas di SMA Budi Cendekia Islamic School. 

Puncak acara ini ditandai dengan screening film pendek dan pengumuman enam pemenang dalam setiap kategori penilaian, yaitu best editing, best director, best videography, best substance, best concept, dan best video all rounder. Dengan menyelenggarakan festival ini siswa diharapkan berwawasan lebih mendalam tentang pentingnya mengurangi food waste dan menyoroti inisiatif yang dapat dilakukan kaum muda untuk berkontribusi pada upaya keberlanjutan global.

Accessibility