Depok, 2 Desember, 2025 – Departemen Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) akan menyelenggarakan sebuah pameran bertajuk #SavePulauPari: Krisis Iklim, Perebutan Ruang Hidup, dan Daya Resiliensi Masyarakat Meraih Keadilan Sosial.
Kegiatan ini merupakan puncak dari pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Jejaring dan Ruang Transnasional, yang bertujuan untuk mendalami isu-isu global melalui lensa lokal, khususnya dampak perubahan iklim dan dinamika sosial yang terjadi di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Pameran ini akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 4–5 Desember 2025 pukul 09.00 – 16.00 WIB di Selasar Gedung Nusantara, Kampus FISIP UI, Depok, Jawa Barat
Melalui pameran ini, mahasiswa HI UI berupaya menyoroti tantangan signifikan yang dihadapi masyarakat Pulau Pari akibat kenaikan muka air laut, abrasi, serta konflik lahan yang melibatkan pihak swasta. Isu-isu ini tidak hanya dipahami sebagai masalah lingkungan semata, tetapi juga sebagai persoalan keadilan sosial dan hak asasi manusia yang mendesak.


“Pameran ini merupakan bentuk pembelajaran konkrit yang bukan hanya berhenti pada pengajaran/ perkuliahan di kelas, tetapi mahasiswa diajak untuk turun langsung ke kasus empirik yang ada di lapangan (Pulau Pari) di mana terdapat persoalan dalam pemenuhan hak-hak dasar masyarakat setempat (politik, ekonomi, sosial, lingkungan),” ujar Prof. Ani Widyani selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah JRT dan sekaligus Guru Besar FISIP UI Bidang HAM & Gender. Pameran akan menampilkan berbagai materi edukatif, termasuk:
- Dokumentasi visual dan fotografi hasil riset lapangan
- Infografis mengenai dampak krisis iklim dan dinamika kepemilikan lahan di Pulau Pari
- Narasi tentang daya resiliensi dan perjuangan hukum masyarakat lokal
Publik, akademisi, aktivis lingkungan, dan rekan media diundang untuk hadir dan berpartisipasi dalam pameran ini untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam mengenai salah satu isu lingkungan dan sosial paling relevan di Indonesia saat ini. Direktur Eksekutif WALHI Jakarta, Suci F. Tanjung menyatakan bahwa “Dengan semangat #SavePulauPari, kami ingin menunjukkan bagaimana jejaring transnasional, antara MEDIA, ORGANISASI LINGKUNGAN, AKADEMISI, dan PUBLIK mampu bersinergi, membangun komunikasi, berkampanye, serta melakukan pendidikan dalam bentuk gerakan sosial maupun advokasi, yang memainkan peran krusial dalam upaya masyarakat untuk mempertahankan ruang hidup dan mencari keadilan.” Lebih jauh Jenny Sirait selaku Urban Justice Campaigner Greenpeace Indonesia menyatakan bahwa “solusi berbasis komunitas ala Pulau Pari menjadi inspirasi bagi komunitas yang bekerja demi melawan krisis iklim dan lingkungan, serta ancaman korporasi.
