Depok – 31 Januari 2024. Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia (HI UI), bersama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Sintang (FISIP UNKA), didukung oleh Pulitzer Center, menggelar seminar hasil kegiatan imersi dengan judul Menyuarakan Isu Deforestasi berdasarkan Perspektif Masyarakat Adat. Seminar ini bertujuan untuk membagikan perspektif masyarakat adat mengenai isu deforestasi kepada kalangan akademisi urban. Program Immersion to Action fokus kepada deforestasi akibat ekspansi perkebunan industri kelapa sawit di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Program Imersi dilaksanakan di Komunitas Rumah Betang, Desa Ensaid Panjang, Kabupaten Sintang pada tanggal 1-5 Desember 2023.

Pada pembukaan seminar, Asra Virgianita, Ketua Departemen Hubungan Internasional, menyoroti pentingnya program ini dalam membuka wawasan mengenai isu deforestasi. Asra menambahkan bahwa, “Program ini penting bukan hanya dalam konteks elit akademis, tetapi juga dalam dinamika hubungan internasional yang memperhatikan konteks lokal”.

Moderator seminar, Ardhitya Eduard Yeremia, ketua program Immersion to Action, menekankan pentingnya setiap kelompok dalam merefleksikan isu deforestasi yang dihadapi oleh Komunitas Rumah Betang melalui pendekatan tematik masing-masing. “Seminar ini tidak hanya untuk diseminasi nilai lokal mengenai deforestasi, tetapi juga sebagai jembatan bagi akademisi urban untuk melihat isu tersebut dari perspektif masyarakat adat,” tegas Yeremia.

Empat kelompok yang telah melaksanakan program imersi memaparkan hasil temuan masing-masing yang menunjukkan kompleksitas dan dampak yang luas dari deforestasi terhadap Komunitas Rumah Betang. Beberapa temuan aspek penting dalam melihat isu deforestasi, antara lain: kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya; dampak bencana dan kerawanan sumber pangan; tekanan terhadap sistem hukum adat dan pengelolaan lahan; serta dampak ekonomi dan sosial terhadap perempuan dalam konteks deforestasi. Temuan dan diskusi dalam seminar menunjukkan pentingnya memperhatikan perspektif masyarakat adat dalam mengatasi isu lingkungan seperti deforestasi.

Accessibility